Saturday, October 23, 2010

Hijauan

.Pakan merupakan salah satu unsure yang sangat penting pada usaha peternakan.pakan ternak memegang peranan penting dalam pertumbuhan ternak.Disamping itu pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.Oleh karma itu penyediaan dan pemberian pakan diupayakan terus menerus sesuai dengan standar gizi menurut tingkatan umur ternak.
Zat gizi yang mutlak harus ada dalam pakan ternak adalah karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral,& air.
Secara umum bahan pakan ternak ada 2 macam yaitu
1-HIJAUAN
Hijauan adalah pakan ternak yang berasal dari
tanaman digolongkan menjadi ;
a.-Legumme,meliputi tanaman kacang kacangan
atau polong-polongan seperti lamtoro turi
dan kacang-kacangan daun yg diberikan pd
ternak mengandung protein yg tinggi
b –Rumput unggul,kandungan gizinya
tinggi,misalnya rumput gajah,rumput
setaria,problemnya tanaman ini di areal
sawah rumpunya dianggap menjadi sarang
tikus ,Namun dibandingkan tanggul sungai
tumbuh glagah adalah lebih baik jika
ditanami rumput setaria.
c.-Rumput lapangan,kandungan gizinya lebih
rendah disbanding rumput unggul dan
luguminosa.rumput ini sebelum berbunga
kandungan gizinya baik pada musim kemarau
rumput yg kering kandungan serat kasarnya
tinggi dan sukar dicerna. Namun dengan
perlakuan amoniasi dapat ditingkatkan
kecernaanya.
d.-jerami sisa panen,merupakan sisa panen
seperti pucuk tebu,jerami padi jerami
jagung dan lain-lain





2-KONSENTRAT.
Konsentrat adalah bahan pakan yg mengandung energi tinggi terutama terdiri dari biji-bijian atau hasil samping penggilingan contoh,jagung,Bekatul,konsentrat mix dan lainya.

A-HIJAUAN MAKANAN TERNAK.
1-RUMPUT GAJAH
a. berbentuk rumpun mirip tebu dengan
tinggi maksimal 2 – 3 meter.
b. umur panjang
c. batang tebal dank eras.
d. daun relative lebar.
e. Warna tandan bunga keemasan.
f. tahan terhadap kekeringan.
g. produksi 200-300 ton/ hektar
PENANAMAN.
a. dengan stek jarak tanam 60x90cm
b. kebutuhan bibit
*1 kotak 1.000 m2 + 2.000 stek
*1 bahu,7.000 m2 .+ 13.000 stek.
*1 ha + 18.500 stek
2-LAMTORO GUNG
a.adalah varietas Lamtoro /petai cina yang
berasal dari hawai
b.tanaman taunan tinggi 5 – 7 m
c.Hasilnya petai daun ramban,kayu baker.
d.fungsi lain sebagai pelindung/peneduh


e.cocok ditanam disepanjang jalan
pemantang dan tegalan atau berselang
seling.
PENANAMAN;
Ditanam melalui pembenihan bijinya setelah mencapai tinggi 1 m dapat dipindah ke lahan/
Tegalan
Jarak tanam 2 x 3 m.untk 1ha butuh + 1.500 bt
KANDUNGAN GIZI
Kandungan protein lamtoro20%dari bahan kering
Rumput gajah 12 % rumput lapangan 6-8% saja

B-PEMBERIAN PAKAN
1- Standart pemberian pakan
* Hijauan 10% dari berat badan
* Konsentrat 1% dari berat badan (dapat
Juga diberikan sebanyak 5%dari berat
hijauan)
contoh ; berat sapi + 300 Kg,maka hijauan
yang dibutuhkan adalah 30 kg.
konsentrat yg dibutuhkan 3 kg
2-cara pemberian
* pakan diberikan 2 x sehari,pada pagi dan
siang hari
*.Air senantiasa slalu tersedia
*.Jangan memberikan rumput/ramban
dalam keadaan segar.sebaiknya
dilayukan dulu 3—5 jam dibawah sinar
matahari
*.Sediakan tempat penampungan pakan.
*.Pada ternak yang bunting diberi pakan
*.tambahan yang cukup seperti katul
*.demikian pula pada ternak yang menyusui

PENYIMPANAN DAN PENGAWETAN PAKAN
Pakan tidak tersedia cukup sepanjang tahun.karna itu perlu tendon pakan.sisa panen yang berlimpah seperti jerami padi jerami jagung,jerami kacang-kacangan,.perlu disimpan sebagai cadangan.Merang dapat ditumpuk dengan cara diberi rangka bamboo /kayu segi tiga selama berbulan bulan bagian dalamnya masih baik
Untuk menampung kelebihan produksi hijauan.dimana pada saat pertumbuhan terbaik mengatasi kekurangan hijauan dimusim kemarau panjang,memanfaatkan hasil sisa hasil pertanian dan menjamin kwalitas pakan agar tetap baik dan meningkat,maka dilakukan upaya pengawetan pakan sebagai berikut.

1.Hay
HIjauan segar yang dipotong dan dikeringkan yg dapat disimpan dalam jangka waktu yg lama sebagai tendon

2.Silase
Hijauan segar yg sengaja diawetkan melalui proses fermentasi An aerob dalam tempat yang disebut Silo.Pembuatan silase dapat menggunakan plastic ukuran kantong plastic disesuaikan dgn rumput yg ada
Cara pembuatanya yaitu:
*-Rumput dipotong + 2,5 cm dan dilayukan +2 hari.
*-Tambahkan tetes sebanyak 4 % dari
total berat rumput
*-masukkan dalam kantong plastic dan Dipadatkan
*-kepadatan rumput 600-700kg/m3
*-diperam+1 bulan harus rapat(an aerob)
*-apabila belum akan diberikan kepada ternak dapat
disimpan lebih lama asal dalam kondisi tetap
an aerop.
3-Amoniasi Jerami padi
-siapkan orea sebanyak 7 kg,air 35 liter
-Jerami padi kering yg dipotong + 5-10 cm
Sebanyak 100 kg dan diletakan di plastic
-masukan urea dalam air
-Siramlah jerami dengan larutan urea dan Ratakan
-Masukan dan padatkan jerami dalam kantong Plastic
-ikatlah kantong plastic dengan tali dan diamkan
selama 30 hari
-bila akan diberikan pada ternak terlebih dulu harus
di angina-anginkan
-Pemberian Amonisasi Jerami kepada sapi potong
disarankan maksimum 50% dari jumlah pakan
hijauan yang di berikan.

PANCA USAHA PETERNAKAN
Beternak kambing akan memberikan hasil yang nyata bila kaidah - kaidah
Usaha yang benar dalam beternak. peternak perlu memiliki kerangka konsepsional sebagai pola dasar untuk pegangan dirinya yaitu :

PANCA USAHA PETERNAKAN.
isi konsep ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1)- Pengelolaan usaha dengan menggunakan bibit yang baik
2)- Memberikan pakan yang cukup dari segi gizi dan volume
3)- Melakukan tata laksana pemeliharaan yang benar
4)- Melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
5)- Memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar
Kambing akan tumbuh sehat dan produktif Dalam menghasilkan susu maupun daging bila volume pakan yang diperoleh cukup dan bergizi.pakan hijauan yang banyak mengandung gizi cocok dikomsomsi kambing yaitu ,rumput gajah,rumput benggala ,rumput raja, rumput lapangan daun turi,daun lamtoro, nangka, dadap, gamal, pisang, ubi jalar singkong, daun-daun hijau lebih disukai di banding rerumputan. Semua H P T tersebut diatas bila musim kemarau sangatlah sulit didapatPada hal peternak memelihara banyak sekali Untuk mengatasi hal tsb kita bisa atasi dengan membuat kosentrat yang mutunya bagus


PERBANDINGAN BAHAN BAKU KOSENTRAT
Kita harus mencari bahan dasar dari local disekitar kita misalnya limbah dari pabrik,barang sortir dari pabrik yang dianggap sampah dan diusahakan bahan baku tsb relatif murah. adapun susunan bahan sebagai berikut ;
Dibuat di Margorejo-Dawe.Tgl 22-April-2008

No Bahan Harga\kg Komposisi Jml bahan kg
1 Tepung onggok 400 62 % 620
2 Bekatul 800 25 % 250
3 Moleses 900 10 % 100
4 Garam 400 1__2 % 10
5 Urea 1350 1__2 % 10
6 Tepung kapur 450 1__2 % 10
7 Sekam ------------- ------------- ----------------
100 % X 1000 %
Komposisi di atas adalah hasil racian Kelompok Tani Ternak SEDAYU.

PENENTUAN HARGA KOSENTRAT TIAP KILOGRAM

No Bahan Harga/kg Ukuran % Jml bahan\kg Jml Rp
1 Tepung onggok 400 62 620 248 000.
2 Bekatul 800 25 250 200 000.
3 Moleses 900 10 100 90 000.
4 Garam 400 1 s\d 2 10 4 000.
5 Urea 1350 1 s\d 2 10 13 500.
6 Tepung kapur 450 1 s\d 2 10 4 500.
7 Sekam ------- --------- ----- ----------------
100 % X1000 % 560.000.

Harga per kg =560.000 : 1000.= Rp 560.-
Biaya produksi = Rp 200.-
Penyusutan alat = Rp 100.-
Biaya transprtasi = Rp 200.-
Jumlah; (harga/kg) = Rp 1.060.-
Harga tsb di atas masih bisa di tekanDengan menambah prosentasi Sekamnya.

PAKAN TERNAK


AMONISASI JERAMI PADI UNTUK PAKAN

A. KELUARAN
Jerami padi dengan kecernaan lebih baik
B. BAHAN
1) Jerami padi
2) Urea
3) Molases
C. ALAT
1) Timbangan
2) Plastik
3) Ember
4) Skop
5) Cangkul
6) Sendok
7) Alat penyiram
D. PEDOMAN TEKNIS
1) Perlakuan amonisi jerami padi :
- 4 kg urea
- 100 kg bahan kering jerami padi
2) Cara perlakuan :
- Urea (4 kg) dicampur dengan air 100 liter
- Kemudian jerami padi disiram air larutan urea hingga
merata lapis perlapis
- Kemudian tutup dengan plastik, hingga kedap udara
- Diamkan selama 1-2 minggu untuk proses amonisi
3) Proses amonisi dapat dilakukan di dalam tempat khusus
misalnya drum bekas atau di tempat lainnya, yang
ditutup dengan plastik kedap udara.
4) Proses amonisi bila sempurna ditandai tekstur jerami
relatif lebih mudah putus, berwarna kuning tua atau
coklat dan bau monia. Untuk mengurangi bau amonia,
jerami harus dianginkan selama 1-2 jam sebelum
diberikan pada ternak.

E. SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001

A.Pakan Induk Menyusui

Induk menyusui membutuhkan asupan nutrisi pakan paling banyak dibandingkan fase fisiologis lainnya. Hal ini dikarenakan induk menyusui memerlukan gizi untuk proses menyusui selain kebutuhan gizi untuk perbaikan kondisi tubuhnya pasca melahirkan. Pakan induk menyusui paling tidak membutuhkan pakan yang mengandung protein kasar 14-16%. Pakan jenis hijauan sebaiknya diberikan dengan porsi berlebih dengan rasio hijauan jenis rumput 50% dan jenis legume 50%. Pakan tambahan diberikan dengan kadar protein kering 14-16% sebanyak 0.5 hingga 1 kg/ekor/hari tergantung banyak tidaknya produksi susunya.
Pemberian tambahan mineral sangat diajurkan pada kondisi ini, tujuannya untuk menghindarkan kekurangan mineral bagi si induk laktasi. Jenis pakan mineral yang diberikan bisa mineral blok atau mineral komplit yang banyak dijual ditoko pakan ternak setempat.

B.Pakan untuk anakan kambing perah sebelum sapih

Usia Cempe Jenis Pakan yang Diberikan
1-3 hari Kolustrum Induk
4-7 hari 500-600cc/hari susu induk. Diberikan 3-4 kali per hari
2 minggu 800cc/hari campuran susu induk dengan susu sapi (50:50), diberikan 3-4 kali/hari
3-4 minggu 1 ltr susu sapi diberikan 3 kali/hari
Mulai usia 4 minggu, cempe diperkenalkan dengan pakan padat (hijauan/konsentrat) untuk merangsang perkembangan rumen. Pakan konsentrat yang diberikan harus berkualitas baik dengan kandungan protein kasar 15-18%. Contoh adalah sebagai berikut:
-Dedak padi : 10-15%
-Pollard : 15-20%
-Bungkil kedelai : 15-20%
-Onggok : 25-30%
-Bungkil kelapa : 10-15%
-Molases : 5-10%
-Mineral mix : 1-2%
5-8 minggu 1.5-2ltr susu sapi/hari + rumput/legum + konsentrat
9-10 minggu Sama seperti diatas, namun pemberiannya 2 kali sehari
11-12 minggu Pemberian susu sapi sekali sehari (jumlahnya dikurangi hingga 1ltr/hari). Pakan hijauan dan konsentrat tersedia setiap saat. Air minum mulai diperkenalkan.
Sumber table: Sutama,Budiarsana. Panduan Lengkap Kambing & Domba, Penebar Swadaya 2009, hal 77-78.




PENGGUNAAN AMPAS TAHU DAN PENGARUHNYA PADA PAKAN RUMINANSIA
Oleh : Ana R. Tarmidi

Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. Korossi (1982) menyatakan bahwa ampas tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Sedangkan Pulungan, dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas tahu mengandung NDF, ADF yang rendah sedangkan presentase protein tinggi yg menunjukkan
ampas tahu berkualitas tinggi, tetapi mengandung bahan kering rendah.Komposisi zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 3.Komposisi Zat-zat Makanan Ampas Tahu

BK - PrK -- Serat kasar lemak kasar NDF ---ADF -- Abu --Ca -- P -- Eb

% % %* %** % % % % % Kkal/Kg
13,3 21 23,58 10,49 51,93 25,63 2,96 0,53 0,24 4730

Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak.
Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983). Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Pengolahan dan Pengawetan Ampas Tahu
Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggi sehingga bila disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur. Menurut Prabowo, dkk., (1983) bahwa ampas tahu dapat disimpan dalam jangka waktu lama bila dikeringkan terlebih dahulu. Biasanya ampas tahu kering digunakan sebagai komponen bahan pakan unggas. Untuk memperoleh ampas tahu kering, dilakukan dengan menjemur atau memasukkannya ke dalam oven sampai kering, kemudian digiling sampai menjadi tepung (IMALOSITA-IPB, 1981). Bila mengawetkan ampas tahu secara basah dapat dilakukan dengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater. Terlebih dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk. Setelah tertutup disimpan minimal 21 hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan dengan cara pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat, 1999). Pembuatan silase ampas tahu dapat dicampur dengan bahan pakan lain. Senyawa (1991) melaporkan bahwa ampas tahu dicampur dengan jerami padi menghasilkan silase yang baik dan siap untuk digunakan oleh ternak.
Kendala adanya asam fitat yag kemungkinan akan mengganggu hewan monograstrik dapat dibatasi dengan menggunakan teknik fermentasi. Fardiaz dan Markakis (1981) menyatakan bahwa efek asam fitat dapat dikurangi dengan penambahan enzim fitase yang dihasilkan oleh beberapa mikroorganisme. Untuk hewan ruminansia asam fitat tidak perlu dirisaukan karena ternak tersebut memiliki mikroba rumen yang mampu menghasilkan enzim fitase dalam jumlah cukup untuk menghidrolisis asam fitat dari pakan.
Penggunaan Ampas Tahu pada Ternak Ruminansia
Surtleff dan Aoyagi (1979) melaporkan bahwa penggunaan ampas tahu sangat baik digunakan sebagai ransum ternak sapi perah. Di Jawa Barat ampas tahu telah banyak dan sudah biasa digunakan oleh peternak sebagai makanan ternak sapi potong untuk proses penggemukan. Di Taiwan ampas tahu digunakan sebagai pakan sapi perah mencapai 2-5 kg per ekor per hari (Heng-Chu, 2004), sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi dan babi dapat mencapai 70% (Amaha, et al., 1996). Penelitian telah dilakukan pada domba oleh Pulungan, dkk., (1984), di mana ternak percobaannya diberi ransum perlakuan (A) rumput lapangan (ad libitum), (B) rumput lapangan (ad libitum) + ampas tahu 1,25% BB, (C) rumput lapangan (ad libitum) + ampas tahu 2,5% BB, (D) rumput lapangan (ad libitum) + ampas tahu (ad libitum). Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 4. Dari data pada Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa domba yang mendapat rumput berkualitas rendah, ampas tahu dapat diberikan sebagai ransum penggemukan dan dapat diberikan secara tak terbatas. Knipscheer et al. (1983) melakukan penelitian pada kambing dan menyimpulkan bahwa pemberian ampas tahu dapat memberikan keuntungan dalam usaha peternakan kambing atau domba yang dipelihara secara intensif.

Tabel Penggunaan Ampas Tahu sbg Makanan Tambahan pada
Domba Lepas Sapih yang Memperoleh Rumput Lapangan

PERLAKUAN
A B C D
Berat badan awal (kg) 11,4 11 12 12,4
Berat badan akhir (kg) 11,7 15,6 19,9 22,7
Pertambahan berat badan (g) 4 55 94 123
Konsumsi:
Bahan kering:
Rumput lapangan 338 224 153 143
Ampas tahu 0 166 414 508
Total % berat badan 2.9 3.1 3.6 3.7
Protein Kasar 41 65 106 124
NDF 221 246 315 365
Energi (M.Kal) 1.23 1.67 2.49 2.92

Ampas tahu merupakan sumber protein yang mudah terdegradasi di dalam rumen (Suryahadi, 1990) dengan laju degradasi sebesar 9,8% per jam dan rataan kecepatan produksi N-amonia nettonya sebesar 0,677 mM per jam (Sutardi, 1983). Penggunaan protein ampas tahu diharapkan akan lebih tinggi bila dilindungi dari degradasi dalam rumen (Suryahadi, 1990). Penelitian yang dilakukan Karimullan (1991) menunjukkan bahwa perlindungan ampas tahu dengan tanin menurunkan kadar amonia cairan rumen, hal ini berarti bahwa pemanfaatan protein ampas tahu dapat secara langsung digunakan oleh induk semang tanpa mengalami degradasi oleh mikroba rumen (protein by pass). Namun demikian perlindungan ini juga menyebabkan kadar VFA menurun dan diikuti pula dengan penurunan bakteri dan protozoa rumen. Kemungkinan besar karena pasokan nutrien ampas tahu, begitu pula dengan protozoa tidak cukup suplai bakteri dan nutriennya bagi kebutuhan untuk pertumbuhannya akibat perlindungan ampas tahu tersebut oleh tannin gambir.

Tabel Pengaruh Perlindungan Ampas Tahu dengan Tanin Gambir terhadap Metabolisme dan Populasi Mikroba Rumen

Perlakuan NH3 (mM) VFA (mM) Bakteri /ml Protozoa/ml
Tepung Ikan 7,514 187,66 7,2 x 1010 107.157
Ampas Tahu 7,183 172,14 2,5 x 1010 95.117
Ampas Tahu + Gambir 5,015 136,55 0,39 x 1010 75.912
Ampas Tahu + Gambir + Urea=5,824 139,08 1,9 x 1010 88.172
Sumber: Karimullah (1991

PENGARUH SUPLEMENTASI AMPAS TAHU DAN DEDAK PADI DALAM RANSUM DASAR RUMPUT LAPANGAN TERHADAP PERFORMAN KAMBING JANTAN PERANAKAN ETAWA Oleh : M. Yusuf Setiyawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi ampas tahu dan dedak padi serta kombinasinya dalam ransum terhadap performan kambing jantan peranakan etawa. Penelitian ini dilaksanakan di Tegalurung, desa Banyubiru, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang, menggunakan 16 ekor kambing jantan peranakan etawa dengan bobot badan rata-rata 16,25 + 2,63 kg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dan Rancangan Kovarian dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ransum dasar pada penelitian ini berupa rumput lapangan dan perlakuan yang diberikan adalah suplementasi ampas tahu dan dedak padi dalam ransum, yaitu :
P0 (tanpa suplementasi),
P1 (400 gr ampas tahu),
P2 (200 gr ampas tahu + 200 gr dedak padi) dan
P3 (400 gr dedak padi).
Parameter yang diamati adalah : konsumsi pakan, pertambahan berat badan, konversi pakan dan
feed cost per gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi ampas tahu dan dedak padi serta kombinasinya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan, dan berpengaruh nyata (P<0,05) pada pertambahan berat badan dan konversi pakan serta menurunkan nilai feed cost per gain. Pertambahan berat badan pada P1 paling tinggi sedangkan konversi pakan dan feed cost per gain paling rendah dibanding dengan P0, P2 dan P3. Disimpulkan bahwa suplementasi ampas tahu 400 gr, merupakan suplemen yang optimal untuk performan kambing jantan peranakan etawa.


SILASE KOMPLIT Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ternak

Problematika umum usaha peternakan di negara-negara tropis seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan dan kelembaban udara yang cukup tinggi. Kondisi ini berdampak langsung pada sistem metabolisme dan termoregulasi pada tubuh ternak. Lingkungan yang relatif panas menyebabkan sebagian ternak akan enggan makan sehingga secara kuantitas asupan zat makanan (nutrient) yang masuk dalam tubuh juga kurang. Padahal, asupan nutrient ini berperan penting untuk mencukupi kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh dan untuk kebutuhan bereproduksi. Implikasi dari kondisi asupan gizi ternak yang kurang, tak jarang dijumpai ternak dengan pertambahan berat hidup (average daily gain/ADG) yang masih sangat jauh dari hasil yang diharapkan baik di tingkat peternakan rakyat maupun industri.
Faktor kuantitas dan kualitas pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan karena hampir 2/3 biaya produksi berasal dari pakan. Oleh karena itu, perhatian terhadap asupan zat makanan ke ternak akan sangat menentukan keberhasilan budidaya peternakan.
Ada 2 masalah utama yang menyebabkan pakan ternak khususnya pakan ternak ruminansia yang diberikan tidak memenuhi kecukupan jumlah & asupan nutrient. Diantaranya adalah:
1. Bahan pakan pada umumnya berasal dari limbah pertanian yang rendah kadar protein kasarnya dan tinggi serat kasarnya. Tingginya kadar serat ini yang umumnya didominasi komponen lignoselulosa (karbohidrat komplek) yang sulit dicerna.
2. Ketersedian pakan yang tidak kontinyu. Ini dikarenakan langkanya bahan pakan terutama di musim kemarau. Untuk mengatasi masalah tersebut berbagai terobosan telah dilakukan. Untuk meningkatkan nilai gizi dari pakan ternak yang umum dilakukan adalah dengan memebuat menjadi hijauan kering (hay), penambahan urea (amoniasi) dan awetan hijauan (silase). Pengolahan bahan pakan dengan pengeringan sangat tergantung dengan musim/panas matahari sedangkan pengolahan dengan amoniasi (penambahan urea) acapkali terjadi kausus toksikasi karena tingginya amonia. Teknologi yang sekarang berkembang adalah pembuatan pakan tidak hanya sekedar awet (silase) tapi juga kadar nutrient sesuai dengan kebutuhan gizi ternak.

Kenapa dibuat SILASE KOMPLIT?

Hal ini dikarenakan sebagian besar pakan sapi mengandung serat yang tinggi, sehingga perlu teknologi pengolahan agar nilai kecernaannya maningkat. Salah satu pengolahan yang bisa dilakukan adalah dalam bentuk silase. Silase merupakan hijauan yang diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air yang tinggi (40-80 persen). Keunggulan pakan yang dibuat silase adalah pakan awet (tahan lama), tidak memerlukan proses pengeringan, meminimalkan kerusakan zat makanan/gizi akibat pemanasan serta mengandung asam-asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen (perut) sapi.

Konsep teknologi silase yang dikembangkan selama ini masih bersifat silase tunggal (single silage) dan proses pembuatannya dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Dalam praktek di lapangan, konsep silase ini cukup terkendala karena selain meminta tempat simpan (pemeraman) yang cukup vakum juga silase yang dihasilkan jika diberikan ke ternak hanya memenuhi 30-40 persen kebutuhan nutrisi ternak.


Keunggulan SILASE KOMPLIT

Berbeda dengan silase tunggal, silase komplit memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah:
1) Lebih mudah dalam pembuatannya karena tidak perlu memerlukan tempat pemeraman yang an-
aerob, cukup dengan semi aerob.
2) Kandungan gizi yang dihasilkan juga lebih tinggi, dapat memenuhi 70-90 persen
kebutuhan gizi ternak sapi.
3) Memiliki sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak
(palatable).
Teknik Pembuatan SILASE KOMPLIT;
Prinsip pembuatan pakan komplit dalam bentuk silase ini seperti proses fermentasi pada umumnya. Setelah bahan disiapkan dan dicampur, selanjutnya diperam selama beberapa minggu dalam wadah yang tertutup rapat (anaerob). Teknik pembuatan silase komplit yaitu:
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari 3 kelompok bahan yakni:
1) Kelompok bahan pakan hijauan
Bahan pakan hijauan disini dapat berupa bahan pakan dari hijauan makanan ternak (HMT) seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput kolonjono (Panicum muticum), Tanaman Jagung (Zea mays) dan rumput-rumput lainnya. Selain dari HMT, limbah-limbah dari sisa panen seperti jermai padi, jerami kedelai juga dapat digunakan. Bahan pakan ini sebagai sember serat utama.

2) Kelompok bahan pakan konsentrat

Kelompok bahan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi/bekatul, onggok (ampas tapioka), ampas sagu, ampas tahu dan lain-lain. Bahan pakan konsentrat ini selain untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari pakan yang dihasilkan juga berfungsi sebagai substrat penopang proses fermentasi (ensilase).
3) Kelompok bahan pakan aditif.
Kelompok ketiga adalah bahan-bahan aditif. Bahan aditif disini dapat terdiri dari campuran urea, mineral, tetes dan lain-lain.
B. Rasio Bahan
Rasio dari ketiga kelompok bahan tadi dapat mengacu pada formula 7:2:1 atau 6:3:1 berturut-turut untuk Hijauan : Konsentrat : Aditif yang didasarkan pada persentase berat.
C. Pencampuran
Pencampuran dilakukan dengan urutan komponen bahan aditif dicampur dulu dengan konsentrat hingga merata

selanjutnya dicampurkan ke hijauan. Jika kondisi hijauan atau limbah petanian agak kering maka diperlukan tambahan air sehingga kadar air campuran mencapai + 40 persen.
Masukkan bahan silase kedalam drum yang telah dilapisi plastik tebal. Tutup dan tekan dengan kuat atau diinjak-injak agar udara didalam keluar. Kemudian ikat plastik tersebut secara rapih, rapat dan tidak ada udara masuk ke dalam, serta jangan sampai bocor. Tutup drum rapat-rapat dengan penutupnya.
D. Pengeraman
Setelah semua bahan dimasukkan dan tertutup rapat dalam drum kemudian dieramkan dengan disimpan selama 3 minggu (21 hari). Silasedapat dibuka (dipanen) untuk diberikan langsung kepada ternak. Apabila silase yang dinuat tidak langsung diberikan pada ternak, silase jangan dibuka. Silase harus disimpan dalam kondisi tertutup dan dapat disimpan hingga 4 – 8 bulan.
E. Pemberian Pakan Pada Ternak
Pada waktu pemberian kepada ternak jangan sering dibuka-tutup, dalam 1 hari cuma boleh dibuka 1 kali (untuk makan ternak pagi dan sore dikeluarkan sekaligus) sebab kalau sering dibuka tutup kualitas silase akan cepat rusak. Apabila sapi belum terbiasa makan silase, silase diberikan sedikit demi sedikit dengan cara dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa dapat seluruhnya diberikan silase sesuai dengan kebutuhan.
Penyediaan Pakan saat Musim Kemarau

Pembuatan silase komplit dapat dijadikan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau sekaligus memperbaiki kualitas gizi pakan ternak. Pada kondisi hijauan melimpah di musim penghujan, bahan pakan hijauan baik berupa HMT maupun sisa tanaman pangan diperam dengan penambahan bahan konsentrat akan dapat tahan sampai 4-8 bulan. Persediaan pakan ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak saat musim kemarau. Dengan demikian menerapkan teknologi ini dapat memberikan solusi pemenuhan pakan di musim kemarau sekaligus dapat mempertahankan kualitas asupan gizi untuk ternak.

Referensi
Annonimous. 2008.Teknologi, Alat dan Mesin Peternakan. Modul Diklat Teknis Substantif Peternakan Tingkat Dasar. Teknologi Peternakan dan Alsin.Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat
Anonimous.2001.Pengawetan Hijauan Untuk Pakan Ternak (Silase). Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah.Direktorat Jenderal Peternakan. Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat. JICA Japan. Jawa Barat.

Sumber: Majalah INOVASI Edisi 5 Desember 2007.

MEMBUAT HAY DARI JERAMI PADI (MENGAWETKAN HIJAUAN DENGAN PROSES AMONIASI)
Faktor makanan adalah sangat penting bagi produksi ternak; produksi yang baik tidak akan dapat dicapai tanpa makanan yang cukup tersedia. Bagi ternak ruminansia (domba,sapi,kambing dan kerbau) makanan utamanya adalah hijauan, seperti jenis rumput-rumputan, leguminosa dan daun-daun lainnya. Akan tetapi penyediaan pakan hijauan masih memiliki kendala, terutama pada musim kemarau. Sebagian besar lahan pertanian
dipergunakan untuk sawah, dan tidak ada lahan khusus untuk menanam hijauan. Dengan demikian peternak dapat memperoleh hijauan, seperti rumput lapangan, dari galagan-galangan, atau pinggir jalan dan lain-lain. Walau demikian limbah produksi padi, yaitu jerami padi cukup berlimpah, bahkan sebagian dibakar. Ini masih dapat dimanfaatkan untuk ternak. Akan tetapi jerami padi kualitasnya sangat rendah, sehingga perlu pengolahan
agar kualitasnya meningkat. Jerami padi masih termasuk hijauan, tapi kualitasnya rendah. Kandungan gizi jerami padi diantaranya protein hanya 3-5 %, padahal hijauan rumput, misalnya rumput gajah mencapai 12-14%. Demikian pula kadar vitamin dan mineralnya rendah pula, sehingga jerami padi dikategorikan pakan yang “miskin”. Disamping itu seratnya sangat liat, atau dengan kata lain kecernaannya rendah 25-45%, tergantung varietasnya. Ternak yang hanya diberi ransum jerami padi saja, berat badannya akan menurun. Untuk itu jangan diberikan pada ternak perah terutama yang sedang laktasi. Namun demikian masih dapat diberikan pada ternak potong. Itupun dicampur dengan rumput yang bagus dan konsentrat.
Penyebab dari rendahnya kecernaan adalah terdapat lignin sekitar 6-7%. Lignin tidak dapat dicerna dalam rumen atau dalam pencernaan. Juga
mengandung 13 % silikat. Silikat ini adalah seperti kaca, jadi dapat dimengerti zat yang berguna (protein, selulose, hemiselulose) masih dibungkus oleh pelapis yang keras yaitu lignin dan silikat. Belum lagi ikatan serat di dalamnya sangat kuat. Walaupun demukian karbohidrat struktural, yaitu yang dinamakan sellulosa dan hemisellulosa. Inilah yang mempunyai nilai energi bagi ternak. Potensi sellulosa dan hemisellulosa pada jerami padi ini perlu pengolahan.

Prinsip Amoniasi Jerami Padi.
Sellulosa dan hemisellulosa adalah bagian dari serat kasar hijauan Keduanya secara kimia merupakan rantai yang panjang dari glukosa. Ikatan rantai ini cukup kuat. Disamping itu mereka berikatan pula dengan lignin, ikatan inipun lebih kuat dari ikatan diantara sellulosa tadi. Semuanya itu secara bersama-sama cukup tahan terhadap “serangan” enzim yang
dikeluarkan oleh mikroba rumen (pencernaan). Jika rangkaian ini dapat lepas maka sellulosa dan hemisellulosa tadi dimanfaatkan oleh tubuh ternak sebagai energi. Dengan demikian maksud dari pengolahan amoniasi adalah memotong ikatan rantai tadi dan membebaskan sellulosa dan hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi. Dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat NH3, dan sellulosa serta hemisellulosa lepas. Ini semua berakibat pada kecernaan meningkat, juga kadar protein jerami padi meningkat; NH3 yang terikat berubah menjadi senyawa sumber protein.
Dengan demikian keuntungan amoniasi adalah :
• Kecernaan meningkat
• Protein jerami meningkat.
• Menghambat pertumbuhan jamur.
• Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami.
Tampaklah bahwa kedua keuntungan yang terakhir sekaligus merupakan pengawetan.

Cara Pengawetan Hijauan Dengan Amoniasi
I. Alat
1. Kotak kayu (dapat digunakan kotak bekas buah-buahan /telur) untuk mencetak ukuran jerami.
2. Tali rafia untuk mengikat.
3. Kantung plastik besar (plastik untuk pembungkus sampah)
4. Karung plastik.
5. Ban bekas untuk pemberat.
II. Bahan
1. Jerami padi.
III. Langkah Kerja
1. Sediakan jerami padi yang sudah kering.
2. Sediakan kotak untuk mencetak jerami.
3. Susun jerami dalam kotak cetak tersebut.
4. Lakukan pemadatan jerami dalam kotak cetak tersebut.
5. Jerami hasil pengepakan dan pengepresan ditekan keluar.
6. Jerami hasil pak siap disusun.
7. Siapkan kantung plastik dan karung plastik untuk mengantongi jerami.
8. Masukkan jerami padi tersebut kedalam plastik. Taburkan urea dengan takaran 3 %
dari berat jerami (3 kg urea untuk setiap 100 kg jerami padi), sedikit demi
sedikit setiap lapis jerami, lakukan pemadatan dengan cara diinjak-injak.
9. Tutup dan ikat plastik, usahakan tidak tersisa udara.
10.Berikan beban tekanan (pemberat/ban mobil bekas) pada karung.
11 Setelah 21hari,karung dibuka,jerami diangin-anginkan sebelum diberikan pd ternak.

Kriteria hasil amoniasi yang baik adalah :
• Berwarna kecoklat-coklatan.
• Kering.
• Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya.

PENGAWETAN HIJAUAN DENGAN PEMBUATAN HAY
Produksi hijauan disaat berlimpah misalnya pada saat musim penghujan hendaknya disimpan dengan berbagai cara pengawetan antara lain dibuat menjadi hay (sale rumput), silase dan diamoniasi. Prinsip dasar dari pengawetan dengan cara dibuat hay adalah dengan cara mengeringkan hijauan, baik secara alami (menggunakan sinar matahari) maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Adapun kandungan air hay ditentukan sebesar 12-20 %, hal ini dimaksud agar hijauan saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur. Jamur akan merusak kualitas hijauan yang diawet menjadi hay. Adapun tujuan pembuatan hay adalah untuk penyediaan hijauan untuk pakan ternak pada saat kritis dan pada saat ternak diangkut untuk jarak jauh. Hay merupakan pakan yang dapat diperjual-belikan jadi merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan. Hal tersebut ditunjang oleh masa panen hijauan dalam waktu yang tepat, dimana produksi hijauan sedang berlebih. Bahan untuk pembuatan hay sangat bergantung dari cara panennya, sebab panen yang kurang baik akan mengakibatkan banyaknya hijauan yang akan tercecer dan terbuang. Juga bila hijauan telah dipanen dan belum sempat ditempat yang teduh dan memadai, tertimpa hujan maka kualitas hijauan tersebut akan menurun. Proses pengeringan yang berlangsung terlalu lama akan mengakibatkan kehilangan nutrisi dan memudahkan tumbuhnya jamur. Pengeringan yang berlebihan juga akan menurunkan kualitas hay.

Syarat hijauan (anaman) yang dibuat Hay :
- Bertekstur halus.
- Dipanen pada awal musim berbunga.
- Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.
Agar hay dapat lebih awet disimpan, perlu diberi pengawet. Adapun macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl), asam propionic, dan amonia cair. Garam sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan pertumbuhan jamur. Asam propionic berfungsi sebagai fungicidal dan fungistalic yaitu mencegah dan memberantas jamur yang tumbuh serta tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun pemberian untuk hay yang diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan. Amoniak cair juga berfungsi sebagai fungicidal dan pengawet, mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan hijauan tersebut dan memberikan tambahan N yang bukan berasal dari protein (NPN).
Langkah Pembuatan Hay
Alat
1. Sabit rumput/gunakan mesin pemanen rumput.
2. Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput yang akan
dikeringkan.
3. Alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst digital hay meter andbale sensor).
4. Gudang untuk menyimpan hay.
5. Tali untuk mengikat hay yang sudah kering Bahan
1. Rumput yang berbatang halus sehingga mudah dikeringkan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Gunakan jas laboratorium selama bekerja.
• Bekerjalah secara serius dan berhati-hati.
Langkah Kerja
1. Sabit rumput dikebun rumput.
2. Lakukan penimbangan berat rumput.
3. Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur, jika
lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring, hijauan
hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan
air antara12-20 %
4. Bila memakai ‘dryer’, hijauan dimasukkan ke pengering. Lakukan pemotongan dengan
panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu pengering
100-250 _C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20 %.
5. Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan
air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).
6. Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay.
Adapun kriteria hay yang baik :
• Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuningkuningan.
• Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak
terlalu kering sebab akan mudah patah.
• Tidak kotor dan tidak berjamur.
PENGAWETAN HIJAUAN DENGAN PEMBUATAN SILASE
Pengawetan hijauan merupakan bagian dari sistem produksi ternak. Pengawetan hijauan dengan pembuatan silase bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun, untuk mengatasi kekurangan pakan di musim paceklik harus dilaksanakan pengawetan. Tanaman mempunyai kecepatan tumbuh yang besar di musim penghujan, jadi ketersediaan hijauan ataupun limbah hasil pertanian pada musim tsb akan berlimpah (jerami padi,sisa tanaman jagung,kacang-kacangan).
Fungsi pengawetan akan tercapai bila setelah hijauan ataupun limbah pertanian dipanen segera dilakukan pencacahan baik dengan golok atau chopper rumput. Hal ini merupakan upaya agar proses respirasi yang terjadi pada sel tanaman segera terputus dan berhenti. Tujuannya adalah agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik dimana aktivitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba. Pengawetan tersebut akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia hijauan tersebut antara lain dengan kehilangan sebagian dari zat makanan (gizi tanaman/nutrien) yang nantinya akan berdampak pada nilai nutrisi hijauan tersebut.
Pembuatan Silase :
Silase adalah hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70 %) melalui proses fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat diatas tanah yang bahannya berasal dari: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum bekas dan lain sebagainya.
Prinsip Pembuatan Silase :
Prinsip pembuatan silase yaitu usaha untuk mencapai dan mempercepat :
• Keadaan hampa udara (anaerob).
• Terbentuk suasana asam dalam penyimpanan (terbentuk asam laktat).
Untuk mendapatkan suasana anaerob dikerjakan dengan cara :
• Pemadatan bahan silase (hijauan) yang telah dicacah dengan cara ditekan, baik dengan menggunakan alat atau diinjak-injak sehingga udara sekecil mungkin (minimal).
• Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran dan harus tertutup rapat yang diberi pemberat.
• Pembentukan suasana asam dengan cara penambahan bahan pengawet atau bahan imbuhan (additif) secara langsung dan tidak langsung. Pemberian bahan pengawet secara langsung dengan menggunakan:
- Natrium bisulfat
- Sulfur oxida
- Asam chlorida
- Asam sulfat
- Asam propionat.- dll.
Pemberian bahan pengawet / bahan imbuhan (additif) secara tidak langsung ialah dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara lain :
• Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
• Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
• Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
• Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
• Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
Panjang pemotongan rumput :
Rumput yang dipotongnya terlalu panjang, akan menyulitkan saat pengepakan ke dalam silo, dan kemungkinan masih banyak oksigen yang tersisa. Jadi ini akan menyulitkan tercapainya suasana anaerob. Sedangakan pemotongan/pencincangan rumput yang terlalu lama akan berakibat menurunnya kandungan lemak susu, ruminasi, proses memamah biak, pengeluaran air liur (salivasi) dan menyebabkan rendahnya pH rumen (acidosis).
Jenis hijauan yang dapat dibuat silase :
- Rumput.
- Sorghum.
- Jagung.
- Biji-bijian kecil.
Pembuatan Silase
I. Alat
1.1 Silo : alat yang akan dipakai untuk melakukan proses fermentasi, pengawetan hijauan, dan penyiapan. Sebaiknya dengan kapasistas untuk 50 kg hijauan yang telah dicacah.
1.2 Mesin pencacah (Chopper) atau golok dan talenan: untuk mencacah hijauan yang akan dibuat silase.
1.3 Plastik atau bahan lain yang tidak tembus rembesan air sebagai pelapis pada dinding dan penutup silo.
1.4 Ban bekas/bahan-bahan yang digunakan sebagai pemberat.
II. Bahan
2.1 Hijauan makanan ternak (bahan yang telah dipanen) yang akan diawetkan dengan dibuat silase.
2.2 Bahan pengawet (additif) yang dipilih dari salah satu yang tersebut di atas.
III. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Gunakan chopper seperlunya, jauhkan tangan dari mata pisau chopper.
• Berhati-hati pada saat pembukaan silo, setelah proses ensilage berakhir karena proses yang tidak sempurna berbahaya untuk saluran pernafasan.
• Gunakan blower untuk menghilangkan gas yang terbentuk dan tidak dikehendaki.
IV. Langkah Kerja Pembuatan Silase :
4.1 Hijauan makanan ternak (rumput maupun limbah pertanian), dilayukan dengan cara diangin-anginkan kurang lebih semalaman, kemudian dicacah dengan panjang potongan 2-5 cm atau dilakukan dengan mesin pencacah (chopper).
4.2 Bila tidak dicampur dengan bahan pengawet/ additif, hijauan yang telah dicacah dapat langsung di masukkan ke dalam silo. Jika diberi pengawet/additif, penambahannya dilakukan dengan cara menaburkan secara merata selapis demi selapis untuk hijauan dengan ketebalan 10 cm, kemudian diaduk sampai rata.
4.3 Hijauan yang telah dicampur dengan additif atau pengawet, ditekan kuat-kuat dalam silo (bak silo/kantung plastik), dipadatkan dengan jalan diinjak-injak sehingga tidak ada lagi udara yang tersisa (hampa udara). Silo diisi padat atau nya.
4.4 Silo dapat dibongkar sesudah proses fermentasi selesai (30 hari).
V. Kualitas Silase yang baik :
• pH sekitar 4
• Kandungan air 60-70%.
• Bau segar dan bukan berbau busuk.
• Warna hijau masih jelas.
• Tidak berlendir.
• Tidak berbau mentega tengik.
UREA MOLASES MULTINUTRIENT BLOCK FORMULA BATAN
Pengenalan dan Pemanfaatan UMMB
UMMB adalah hasil penelitian yang dapat memberikan peluang kepada peternak untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha peternakan. Dari hasil penerapan UMMB kepada berbagai jenis ternak ruminansia di beberapa daerah menunjukkan adanya peningkatan produktivitas ternak baik pada daging maupun susunya. Bila dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan UMMB, maka peningkatan produktivitasnya masih lebih besar. Penggunaan formula UMMB kepada masyarakat dimulai sejak akhir tahun 1987, tetapi masih terbatas pada daerah tertentu, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Dari uji coba tersebut hasil peningkatan rata-rata dapat mencapai 3% dibandingkan dengan ternak yang tidak diberi tambahan UMMB. Selanjutnya penyebarluasan penggunaan UMMB terus dikembangkan ke wilayah wilayah lain yang mempunyai potensi peternakan. Melalui program pemanfaatan iptek nuklir di daerah (Iptekda), sampai saat ini telah diterapkan UMMB di 23 propinsi yang meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tujuan dari program Iptekda adalah pemberdayaan dan peningkatan kemampuan ekonomi, serta kemandirian masyarakat di daerah memanfaatkan teknologi. Hasil kajian dampak sosial ekonomi dari pengamatan lapangan terhadap penerapan hasil litbang melalui Iptekda, menunjukkan:
• Perbaikan pendapatan peternak
• Menumbuhkan swadaya masyarakat dalam usaha peternakan (pengadaan pakan pokok dan pakan suplemen )
• Meningkatkan kemampuan inovasi peternak dalam mengembangkan peralatan pembuatan pakan suplemen
• Mendorong berkembangnya kegiatan usaha baru dalam memproduksi UMMB.

Dari pengembangan teknologi suplemen pakan ternak bergizi tinggi yang diberi nama molase Blok atau Urea Molasses Multinutrient Block ( UMMB), sampai saat ini telah dihasilkan sebanyak 6 ( enam) formula dengan berbagai komposisi yang bertujuan agar
dapat diterapkan di daerah yang bahan bakunya dapat disesuaikan dengan formula yang ada
Formula I
Bahan Persen (%) Bahan dalam 10 kg
Molasses
Onggok
Dedak
Tepung kedelai
Tepung tulang
Kapur
Urea
Lakta mineral
Garam dapur 33
8
18
13
6
9
4.25
1.25
7.5 3.3
0.8
1.8
1.3
0.6
0.9
0.425
0.125
0.75
Jumlah 100 10 kg

Formula II
Bahan Persen (%) Bahan dalam 10 Kg
Molasses
Onggok
Dedak
Tepung daun singkong kering
Tepung tulang
Kapur
Urea
Lakta mineral
Garam dapur 39
5
13.50
14.50
6
9
4.30
1.20
7.50 3.900
0.500
1.350
1.450
0.600
0.900
0.430
0.120
0.750
Jumlah 100 10 Kg

Formula III
Jenis Bahan Persen(%) Dalam 10 Kg campuran
Molasses
Pollard
Bungkil biji kapuk
Tepung tulang
Kapur
Urea
Lakta mineral
Garam dapur 29.25
22.95
22.75
4.9
6.5
2.6
0.85
3.9 2.925
2.295
2.275
0.490
0.650
0260
0.085
0.390
Jumlah 100 10 Kg

Formula IV
Jenis Bahan Persen(%) Dalam 10 Kg campuran
Molasses
Onggok
Bungkil kedelai
Pollard
Tepung tulang
Kapur
Urea
Lakta mineral
Garam dapur
Jumlah 100 10 Kg

Formula V
Jenis Bahan Persen(%) Dalam 10 Kg campuran
Molasses
Onggok
Bekatul
Tepung tulang
Ampas kecap
Kapur
Urea
Mineral mix
Garam dapur 30
6
2.10
1.50
38.4
9
5
1
7 3.000
0.600
0.210
0.150
3.840
0.900
0.500
0.100
0.700
Jumlah 100 10 Kg

Formula VI
Bahan Persen (%) Campuran 10 kg
Molasses
Dedak
Bungkil kedelai
Tepung tulang
Garam
Kapur
Urea
Mineral mix 33
24
14
6
7.5
9
4.25
1.25
3.3
2.4
1.5
0.6
0.75
0.9
0.425
0.125
Jumlah 100 10 kg

Manfaat Suplemen Pakan
• Mengurangi defisiensi unsur mikro baik mineral, vitamin, asam amino maupun protein by-pass
• Meningkatkan efisiensi pencernaan pakan dalam lambung ternak ruminansis
• Meningkatkan produksi dan perbaikan kinerja reproduksi
• Memperbaiki nilai gizi pakan
Cara Pembuatan UMMB
Dalam pembuatan UMMB bahan-bahan yang digunakan adalah: molase, onggok, dedak, tepung daun singkong kering, tepung tulang, kapur, urea, lakta mineral dan garam dapur ( disesuaikan dengan formula yang diinginkan). Untuk pembuatan UMMB dapat dipilih salah satu formula tersebut di atas. Proses pembuatannya adalah seluruh bahan pada formula yang dibuat dicampur kecuali molase. Setelah bahan-bahan dicampur secara merata, kemudian molase ditambahkan kedalam campuran dan diaduk-aduk hingga tidak ada gumpalan-gumpalan, kemudian adonan dipanaskan/ digoreng dengan api kecil selama kira-kira 3 ( menit) atau 4 ( menit). Selanjutnya adonan UMMB yang masih panas tersebut dipres dalam wadah-wadah atau cetakan. UMMB telah siap untuk diberikan kepada hewan atau disimpan di tempat yang tidak lembab.
Cara Pemberian UMMB kepada Ternak
UMMB diberikan pada pagi hari sebelum hewan diberi pakan pokok.

Jumlah Pemberian
Ternak Jenis Jumlah
Ruminansia Besar Sapi potong
Sapi Dara
Sapi perah
Anak sapi berumur 6 bln-1thn

350-500 g/ekor/hari
150-250 g/ekor/hari
Ruminansia kecil Kambing, domba 75-150 g/ekor/hari

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir
Gedung Perasten : Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Pasar Jum'at, Jakarta 12440
Kotak Pos : 4390, Jakarta 12043, Indonesia, telp : (021) 7659401, 7659402
Fax (021) 75913833, Email : pdin@batan.go.id, infonuk@jkt.bozz.com
www.batan.go.id, www.infonuklir.com

Rabu, 07 Juli 2010
Membuat Pakan Komplit (complete feed)
Permasalahan utama dalam pengembangan ternak Kambing dan domba adalah masalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.
Sumber daya local potensial yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak kambing dan domba adalah pemamfaatan hasil samping budi daya tanaman pangan dan perkebunan. Bahan bahan tersebut masih mudah didapat dalam jumlah banyak di suatu lokasi pertanian, perkebunan atau kehutanan.

Kelemahannya adalah bahan tersebut belum lazim di pakai sebagai bahan pakan ternak dan biasanya berkualitas rendah (protein dan energi) serta kurang ramah lidah. Jerami padi, tongkol jagung, tebon jagung (batang dan daun jagung sisa panen), jerami kacang tanah, kulit buah dan biji cokelat, serat dan lumpur sawit, bungkil dan inti sawit dan ampas sagu merupakan beberapa sumber daya local yang dapat digunakan sebagai sumber penyedia bahan pakan berkualitas bagi tenak kambing dan domba. Melalui proses bioteknlogi praktis dan sederhana akan dapat diciptakan pola pengembangan usaha ternak kambing dan domba berbasis sumber daya local yang bernilai ekonomis tinggi
Penggunaan pakan lengkap mampu mengatasi factor pembatas pengembangan usaha yang selama ini dihadapi para peternak pada umumnya, yakni kemampuan dalam menyediakan hijauan setiap hari. Dengan menerapkan complete feed, peternak mampu memelihara 40-80 ekor .
Proses Pembuatan COMPLETE FEED
Berikut ini contoh pembuatan pakan lengkap untuk ternak Kambing dan Domba
Bahan :
Bahan berasal dari sumber daya local yang tersedia, terdiri atas limbah pertanian seperti tebon jagung dan limbah agroindustry seperti onggok dan dedak padi. Formulasi pakan lengkap (berdasarkan bahan kering) dari tim IPTEKDA-LIPI Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman sebagai berikut.
Tebon jagung yang sudah kering atau layu 71 kg, onggok kering 15 kg, dedak padi halus 10 kg, molasses (dapat diganti air gula kelapa) 1,5%, serta garam 2%.
Alat
Drum plastic atau karung plastic (fermentor) dan alat pencacah (chooper).
Cara membuat
Cacah tebon jagung menggunakan chooper atau secara manual denagn ukuran 0,5-2 cm.
Campur cacahan tebon jagung dengan onggok, dedak padi, molases dan garam.
Masukkan campuran tersebut secara bertahap ke dalam fermentor lalu tutup rapat.
Biarkan selama 3 minggu hingga bahan campuran matang. Hasil fermentasi siap diberikan kepada ternak. Satu ekor kambing dewasa membutuhkan pakan lengkap sekitar 2,5-3 kg per hari.
Pakan yang sudah di fermentasi ini bisa disimpan selama 6 bulan.

Selamat mencoba.

PAKAN TERNAK

.Pakan merupakan salah satu unsure yang sangat penting pada usaha peternakan.pakan ternak memegang peranan penting dalam pertumbuhan ternak.Disamping itu pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.Oleh karma itu penyediaan dan pemberian pakan diupayakan terus menerus sesuai dengan standar gizi menurut tingkatan umur ternak.
Zat gizi yang mutlak harus ada dalam pakan ternak adalah karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral,& air.
Secara umum bahan pakan ternak ada 2 macam yaitu
1-HIJAUAN
Hijauan adalah pakan ternak yang berasal dari
tanaman digolongkan menjadi ;
a.-Legumme,meliputi tanaman kacang kacangan
atau polong-polongan seperti lamtoro turi
dan kacang-kacangan daun yg diberikan pd
ternak mengandung protein yg tinggi
b –Rumput unggul,kandungan gizinya
tinggi,misalnya rumput gajah,rumput
setaria,problemnya tanaman ini di areal
sawah rumpunya dianggap menjadi sarang
tikus ,Namun dibandingkan tanggul sungai
tumbuh glagah adalah lebih baik jika
ditanami rumput setaria.
c.-Rumput lapangan,kandungan gizinya lebih
rendah disbanding rumput unggul dan
luguminosa.rumput ini sebelum berbunga
kandungan gizinya baik pada musim kemarau
rumput yg kering kandungan serat kasarnya
tinggi dan sukar dicerna. Namun dengan
perlakuan amoniasi dapat ditingkatkan
kecernaanya.
d.-jerami sisa panen,merupakan sisa panen
seperti pucuk tebu,jerami padi jerami
jagung dan lain-lain
2-KONSENTRAT.
Konsentrat adalah bahan pakan yg mengandung energi tinggi terutama terdiri dari biji-bijian atau hasil samping penggilingan contoh,jagung,Bekatul,konsentrat mix dan lainya.

Diarrhoea (cirit-birit)

Diarrhoea adalah suatu gejala abnormal yang boleh berlaku kepada sisitem penghadaman. Najis yang dikeluarkan kelihatan lembik atau cair serta mempunyai bau yang berlainan. Ini disebabkan oleh pergerakan peristalsis yang lebih cepat dari normal. Cara ternakan mengeluarkan najis juga abnormal dan ini boleh dijadikan kriteria untuk mendapat diagnosa tentang penyakit. Pergerakan peristalsis yang cepat (hyperperistalsis) akan membawa mucosa usus, darah, cecair atau makanan ternakan bersama najis yang akan membantu andamembuatdiagnosa.Diarrhoea adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh penyakit atau agen penyebab yang tertentu. Akibat dari keadaan itu, ernakan akan kekurangan air, tenaga, menjadi lemah dan boleh membawa kematian kepada ternakan.

Thursday, September 23, 2010

KEUNGGULAN SUSU KAMBING

  1. Kandungan  protein  lembut  sehingga  tidak Menyebabkan  diare 
  2. Kandungan  fluorine 10 – 100  kali  lipat  lebih besar  dari  pada  susu  sapi / kuda  berhasiat sebagai  antiseptic alami ,menekan  pembiakan  bakteri  jahat dan dapat  melindungi  paru- paru
  3. Butiran  lemak  lebih  halus  mudah  dicerna  sehingga   tidak  meningkatkan  kolesterol                       
  4. Komposisi  kalsium  dan  phosphor  paling seimbang di banding dengan susu lain.

Sunday, September 19, 2010

KANDUNGAN SUSU KAMBING

Berdasarkan referensi yang diambil dari beberapa majalah, disimpulkan bahwa susu kambing mengandung mineral yang lengkap untuk kesehatan tubuh diantaranya :

  1. Mengandung Zincum (Zn) pembentuk imun Dalam tubuh
  2. Mineral Alkaline untuk penderita Maag Kronis
  3. Zat Flourin serta betakasein baik bagi penderita Bronchitis, Asma, TBC, Pneumonia.
  4. Kandungan A2-betakasein dan Asam Amino Esensial Pembentuk Insulin berguna bagi penderita diabetes
  5. Cynokobalamin pembentu zat Hb bagi penderita Demam berdarah, Anemia, Thalasemia
  6. Kalium (K) berguna bagi penderita Arteriosclerosis, Tekanan Darah Tinggi maupun Darah Rendah
  7. Enzim Xanthine Oxydase dan niasin (Vit B3) berfungsi mengatasi sel Kanker / Tumor dan mengurangi efek toksis kemoterapi
  8. Kandungan Kalsium membantu pertumbuhanTulang dan mencegah Osteoporosis
  9. Kandungan MCTnya (Medium Chain Trygliseride) Berguna bagi program Dietary danpenyembuhan Akibat stroke
  10. Kaya dengan lactoglobulin penahan protein penyebab alergi
  11. Tingkat keasaman yang menyerupai kulit dapat melembabkan dan mempercantik kulit
  12. Mengandung mineral, belerang metionin, riboflavin (Vit B2) dan B3 yang Menumbuh kembangkan sel otak serta system saraf bagi kecerdasan anak.
  13. Riboflavin (Vit B2) bermanfaat menurunkan frekuensi serangan migraine
  14. Lactoferrin (LF), lactoperoxidase, lysozyme dan peptide dapat meningkatkan aktivitas CD4 dan sel T sebagai pembentuk system kekebalan tubuh bagi penderita infeksi virus HIV

Friday, September 17, 2010

KHASIAT SUSU KAMBING

Khasiat dan manfaat susu kambing, adalah sebagai berikut :
  1. Menguatkan tulang dan gigi serta mencegah osteoorosis.
  2. Mengatasi penyakit saluran pernapasan seperti Asma, TBC , Bronkhitis , dll)
  3. Mengatasi pegal -pegal dan rematik.
  4. Menambah stamina kaum pria dan mengatasi impotensi.
  5. Membantu pembentukan sel darah merah sehingga baik utnuk penderita kekurangan darah (anemia) dan wanita yang sedang haid.
  6. Mengontrol kadar kolesterol dalam darah.
  7. Membantu menetralisir asam lambung.
  8. Membantu pertumbuhan jaringan tubuh.
  9. Memulihkan kondisi tubuh orang yang baru sembuh dari sakit.
  10. Memperbaiki kondisi jaringan lemak sehingga dapat Menghaluskan kulit.
  11. Meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
  12. Mengkonsumsi susu kambing tidak memberikan dampak negatif bagi penderita gangguan hipertensi, dan penderita kolesterol tinggi. Susu kambing PE dapat dikonsumsikan tanpa menimbulkan interaksi negative terhadap kesehatan